CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 07 Juni 2012

Pagi hari

Suara burung berkicau indah memenuhi isi kepalaku di pagi buta. Kubuka jendelaku agar udara pagi yang segar masuk. 

Setiap pagi aku berjalan sebentar ke arah terminal bus di dekat rumahku. Ada satu alasan aku pergi sepagi ini kesana. Alasannya karena laki-laki yang kutemui sekitar dua minggu yang lalu.

Dua minggu yang lalu, aku bangun lebih pagi untuk pergi keluar kota dan untuk pergi kesana butuh waktu lebih dari 2 jam jadi aku memutuskan untuk naik bus. Saat akan menaiki bus aku melihat laki-laki yang sudah berpakaian rapih dengan kemeja birunya sambil membawa amplop berwarna cokelat. Sepertinya ia ingin melamar kerja.

Aku pertamanya tidak peduli tetapi jika dilihat-lihat laki-laki itu tampan juga. Rambutnya berwarna hitam legam dan dipotong pendek, mata hitamnya tajam dan alis matanya yang tebal menambah kesan tampan di wajahnya. Kulitnya memang tidak terlalu putih tetapi ia masih terlihat tampan.

Mungkin ia sadar jika ia diperhatikan olehku. Ia menatapku lama dan segera memalingkan muka lagi. 

Itu hanya pertemuan yang sangat singkat namun indah menurutku. Ia turun di terminal berikutnya sebelum aku turun. 

Begitulah,aku selalu menunggu laki-laki itu setiap pagi di terminal bus ini. Walaupun terdengar aneh, tetapi aku masih ingin melihatnya. Dan dari beberapa obrolan orang-orang disekitarku(yang sepertinya juga menyukainya) baru aku tahu bahwa ia bernama Rio. Ia seorang anak direktur sebuah perusahaan besar. Tetapi,kenapa ia harus naik bus setiap pagi jika ia anak orang kaya?Ah,sudahlah yang penting aku masih bisa bertemu dengannya.

Tapi sayang,pagi ini hujan lebat. Aku sudah pesimis jika ia akan datang. Tidak,dia datang. Dengan larian kecilnya,dengan kemeja putihnya yang basah ia terus berlari untuk sampai ke terminal.

Ia berdiri di sebelahku. Kira-kira tingginya 180 karena ia memang sangat tinggi. Tubuhnya sangat tegap dan terdengar suara menggigil dari bibir tipisnya.

"Hem,rumahku dekat dari sini,mungkin kau mau kupinjamkan handuk?",tanyaku tiba-tiba.

Duh,bodoh sekali sih! Pasti dia akan menyangka aku ini orang jahat.

Tetapi,ia malah tersenyum dan berkata, "Jika kau tak keberatan,nona".

Aku segera berlari sambil membuka payungku untuk mengambil sebuah handuk untuknya. Aku juga membuat setermos teh hangat.

Aku memberikan termos dan handuk kepadanya, "Ini". Ia menerimanya dengan senyuman manis lalu segera mengusap bagian bajunya yang basah dengan handuk.

"Nama saya Rio",ucapnya,"Kalau boleh tahu,nama anda siapa?".

Aku menatapnya tak percaya namun segera kujawab, "Amanda".

"Nice name Amanda,I'll remember that",Ia memberikan handuk dan termos kepadaku, "See you later".

Aku menatap belakang punggungnya saat ia menaiki bus. Pagi hari yang indah. Semoga aku bisa bertemu dengannya lagi








5 komentar: